Phone

Email

Whatsapp

Menu

profile picture

Safira
Balasan dalam 1 menit

Safira
Tertarik cek fitur sistem kami?

Jadwalkan demo gratis via WhatsApp dengan tim kami
628175785528
×
profile picture

Safira

Active Now

Safira

Active Now

Inventory

Analisis ABC: Pengertian, Manfaat, dan Cara Menghitungnya

Pinterest LinkedIn Tumblr

Apakah Anda masih mengelola semua stok dengan cara yang sama tanpa melihat prioritasnya? Jika iya, ini saatnya mengevaluasi ulang strategi inventaris Anda dengan pemilahan yang tepat, sehingga risiko pemborosan dan kekurangan stok barang dapat diminimalkan.

Untuk mengatasi hal tersebut, perusahaan bisa menerapkan metode klasifikasi inventaris berdasarkan nilai kontribusinya. Pemanfaatan teknologi seperti software inventory yang dilengkapi fitur analisis ABC memungkinkan perusahaan mengetahui aspek apa saja yang paling berdampak pada bisnis.

Oleh karena itu, analisis ABC penting dalam manajemen persediaan, sehingga bisnis terbantu dalam menghasilkan produk bernilai tinggi, mengoptimalkan pengeluaran, dan meningkatkan profitabilitas. Simak artikel berikut untuk pahami analisis ABC lebih mendalam.

Daftar Isi
demoGratis

Pengertian & Manfaat Analisis ABC

Analisis ABC adalah metode pengelompokan inventaris berdasarkan nilai dan kontribusinya terhadap total konsumsi. Pendekatan ini membantu bisnis memprioritaskan pengelolaan item dengan membaginya ke dalam tiga kategori utama: A (paling bernilai), B (nilai sedang), dan C (kontribusi paling rendah).

Metode ini tidak hanya diterapkan pada pengelolaan stok, tetapi juga pada manajemen pelanggan dan sumber daya manusia. Dalam konteks stok, analisis ABC membantu mengidentifikasi barang mana yang perlu dikontrol secara ketat karena memiliki dampak signifikan terhadap pendapatan bisnis.

Manfaat analisis ABC:

  • Peningkatan efisiensi: dengan fokus pada item kategori A, bisnis dapat mengelola inventaris lebih terarah dan menghindari pemborosan tenaga serta waktu.
  • Pengurangan biaya: stok berlebih dan ruang penyimpanan yang tidak efisien dapat ditekan melalui pengelompokan barang berdasarkan nilai kontribusinya.
  • Pengambilan keputusan yang lebih baik: klasifikasi ABC memberikan data yang lebih akurat untuk menentukan kebijakan pembelian dan penyimpanan barang.
  • Peningkatan profitabilitas: inventaris yang terkelola dengan baik membantu meningkatkan perputaran barang dan mendukung pencapaian target keuntungan bisnis.
  • Manajemen stok yang efektif: Memudahkan klasifikasi produk berdasarkan nilai penjualan. Barang penting bisa dikontrol lebih ketat.

Langkah-Langkah Implementasi Analisis ABC

Untuk memperoleh hasil yang optimal, implementasi ABC analysis harus dilakukan secara sistematis dan berbasis data. Analisis ini semakin efektif jika didukung oleh inventory management software yang dapat mengotomatiskan proses identifikasi nilai barang.

Berikut adalah langkah-langkah yang dapat membantu pebisnis dalam menerapkan analisis ini untuk mengelola inventaris, pelanggan, atau sumber daya secara efisien:

1. Tentukan kriteria klasifikasi

Langkah pertama adalah menetapkan kriteria utama seperti nilai penjualan, frekuensi transaksi, atau margin keuntungan. Kriteria ini akan menjadi dasar dalam mengelompokkan item ke dalam kategori A, B, atau C.

2. Kumpulkan dan validasi data

Kumpulkan data yang relevan seperti jumlah penjualan, biaya produksi, atau harga per unit. Pastikan data yang digunakan akurat agar hasil klasifikasi tidak menyesatkan.

3. Kelompokkan item ke kategori A, B, dan C

Gunakan prinsip Pareto untuk membagi item berdasarkan kontribusinya terhadap hasil keseluruhan. Kategori A mencakup sekitar 70–80% nilai, B sekitar 15–25%, dan C sisanya.

4. Tentukan tindakan per kategori

Setiap kategori memerlukan pendekatan berbeda: kategori A perlu pengawasan ketat, kategori B cukup dengan kontrol moderat, dan kategori C bisa lebih fleksibel. Ini membantu mengarahkan sumber daya secara efisien.

5. Perbarui analisis secara berkala

Kondisi pasar, permintaan, dan strategi bisnis dapat berubah seiring waktu. Oleh karena itu, lakukan evaluasi dan pembaruan analisis ABC secara berkala agar tetap relevan.

6. Gunakan inventory management software

Sistem inventory gudang atau aplikasi stok barang dapat secara otomatis mengelompokkan item berdasarkan data real-time, menghitung kontribusi setiap produk terhadap total nilai inventaris, dan menyajikan laporan yang akurat.

Temukan harga dan paket terbaik untuk bisnis Anda! Unduh skema harga sekarang.

skemaHarga

Cara Menghitung ABC

Untuk menghitung ABC analysis, Anda perlu mengurutkan item berdasarkan kriteria tertentu (biasanya nilai penjualan tahunan), lalu menghitung persentase kontribusi setiap item terhadap total, dan terakhir mengelompokkannya ke dalam kategori A, B, dan C.

Rumus Perhitungan ABC:

Nilai Total Barang = Jumlah Stok × Harga per Unit

Langkah selanjutnya adalah menghitung persentase kontribusi nilai setiap barang terhadap total nilai seluruh barang, lalu mengelompokkannya ke dalam tiga kategori:

  • Kategori A: Barang dengan kontribusi kumulatif tertinggi (sekitar 70–80% dari total nilai).
  • Kategori B: Barang dengan kontribusi menengah (sekitar 15–25%).
  • Kategori C: Barang dengan kontribusi kecil (sekitar 5% atau kurang).

Contoh Perhitungan Analisis ABC

Data awal:

Barang Jumlah Stok

Harga per Unit

Barang 1 100 Rp50.000
Barang 2 200 Rp30.000
Barang 3 500 Rp10.000
Barang 4 50 Rp100.000

Langkah 1: Hitung nilai total per barang

Barang

Nilai Total (Jumlah Stok × Harga/Unit)

Barang 1 100 × Rp50.000 = Rp5.000.000
Barang 2 200 × Rp30.000 = Rp6.000.000
Barang 3 500 × Rp10.000 = Rp5.000.000
Barang 4 50 × Rp100.000 = Rp5.000.000

Langkah 2: Urutkan berdasarkan nilai total (dari tertinggi ke terendah)

Barang

Nilai Total

Barang 2 Rp6.000.000
Barang 1 Rp5.000.000
Barang 3 Rp5.000.000
Barang 4 Rp5.000.000

Langkah 3: Hitung total nilai inventory dan persentase kontribusi
Total Nilai Inventory = Rp6.000.000 + Rp5.000.000 + Rp5.000.000 + Rp5.000.000 = Rp21.000.000

Barang

Nilai Total

Persentase Kontribusi

Barang 2 Rp6.000.000 (6.000.000 ÷ 21.000.000) × 100 = 28,57%
Barang 1 Rp5.000.000 23,81%
Barang 3 Rp5.000.000 23,81%
Barang 4 Rp5.000.000 23,81%

Langkah 4: Kategorikan barang berdasarkan kontribusi

Berdasarkan akumulasi persentase kontribusi:

Kategori A (sekitar 70–80%):

  • Barang 2 (28,57%)
  • Barang 1 (23,81%)
  • Barang 3 (23,81%)

Total kontribusi kumulatif: 76,19% = Kategori A

Kategori B:

  • Barang 4 (23,81%)

Tidak ada barang dengan kontribusi cukup kecil untuk masuk kategori C dalam kasus ini.

Barang kategori A menjadi prioritas utama dalam pengelolaan karena memiliki nilai paling besar dalam total inventaris.

Tantangan dalam Implementasi Analisis ABC

tantangan dalam implementasi analisis abcMeskipun analisis ABC memiliki banyak manfaat, penerapannya dalam bisnis tidak selalu berjalan mulus. Beberapa tantangan teknis maupun organisasi sering kali menjadi hambatan dalam implementasi. Oleh karena itu, penting memahami kendala umum berikut agar strategi ini dapat diterapkan secara efektif.

1. Keterbatasan data

Analisis ABC membutuhkan data yang akurat tentang nilai barang, jumlah pemakaian, dan permintaannya. Tanpa data yang lengkap, pengelompokan barang bisa jadi salah, sehingga keputusan manajemen inventaris bisa tidak tepat dan merugikan bisnis.

2. Subjektivitas dalam klasifikasi

Proses membagi barang ke kategori A, B, atau C bisa berbeda-beda tergantung sudut pandang. Jika tidak ada standar yang jelas, hasil klasifikasi bisa berubah antar manajer. Oleh karena itu, hal ini menimbulkan kebingungan dalam pengambilan keputusan.

3. Resistensi organisasi

Perubahan sistem pengelolaan inventaris akibat analisis ABC bisa ditolak oleh karyawan. Mereka bisa merasa terbebani atau tidak setuju dengan cara kerja baru. Maka, perusahaan harus melibatkan seluruh tim sejak awal agar mereka lebih mudah menerima.

4. Kompleksitas implementasi

Menghitung nilai konsumsi, mengurutkan, dan mengklasifikasi produk satu per satu butuh usaha ekstra. Ini bisa sangat rumit jika jumlah barang banyak dan beragam, sehingga perusahaan kesulitan melakukan proses ini jika tidak ada dukungan sistem yang efisien.

5. Perubahan dinamis

Nilai penting suatu produk bisa berubah karena musim, tren, atau permintaan pasar. Maka, analisis ABC tidak bisa dilakukan satu kali saja, tapi harus diperbarui rutin. Jika tidak diperbarui, hasilnya bisa menyesatkan dan membuat bisnis rugi.

6. Ketergantungan pada sistem dan perangkat lunak

Analisis ABC biasanya membutuhkan software manajemen stok agar prosesnya cepat dan tepat. Namun, jika sistem tidak mendukung, justru bisa menghambat pekerjaan, termasuk dalam kegiatan stock audit yang membutuhkan data akurat dan real-time. Maka, pemilihan software yang tepat menjadi bagian penting dalam keberhasilan implementasi.

7. Biaya implementasi

Penerapan analisis ABC bisa menambah beban biaya seperti pelatihan karyawan dan pembelian software. Untuk bisnis kecil, hal ini bisa jadi tantangan besar. Namun jika dilakukan dengan benar, manfaat jangka panjangnya bisa jauh lebih besar dari biayanya.

Penerapan Analisis ABC pada Beberapa Jenis Perusahaan

1. Perusahaan manufaktur

  • Pengelolaan bahan baku: bahan baku dengan frekuensi penggunaan tinggi dan harga mahal dikelompokkan sebagai kategori A. Kategori ini membutuhkan kontrol ketat untuk mencegah kekurangan atau kelebihan stok.
  • Pengelompokan produk: produk yang memberikan margin besar atau sering diproduksi masuk kategori A. Manajemen produksi fokus pada produk ini agar efisiensi dan profitabilitas tetap optimal.

2. Perusahaan ritel

  • Manajemen stok produk: barang paling laris dan memberikan keuntungan besar dimasukkan dalam kategori A. Perusahaan akan memprioritaskan pengisian ulang dan promosi produk tersebut.
  • Segmentasi pelanggan: pelanggan dibedakan berdasarkan frekuensi belanja atau nilai transaksinya. Kategori A mendapat perhatian lebih seperti penawaran eksklusif atau diskon khusus.

3. Perusahaan layanan

  • Manajemen klien: klien dengan kontribusi tinggi pada pendapatan masuk kategori A dan mendapat layanan premium. Hal ini membantu menjaga loyalitas dan memperkuat hubungan jangka panjang.
  • Pengelolaan proyek: proyek dinilai dari dampaknya terhadap keuntungan dan reputasi perusahaan. Proyek kategori A diprioritaskan dalam perencanaan dan alokasi sumber daya.

4. Perusahaan keuangan

  • Manajemen investasi: investasi dengan kinerja tinggi dan pengaruh besar pada portofolio diklasifikasikan sebagai kategori A. Investasi ini harus dipantau secara berkala agar tetap menguntungkan.
  • Segmentasi nasabah: nasabah dengan aset besar atau kebutuhan layanan kompleks ditempatkan dalam kategori A. Mereka biasanya mendapatkan layanan personal dan monitoring berkala.

5. Perusahaan teknologi

  • Manajemen produk atau fitur: produk atau fitur yang paling banyak digunakan dan menghasilkan pendapatan besar dimasukkan ke kategori A. Pengembangan dan pembaruannya diprioritaskan untuk mempertahankan keunggulan pasar.
  • Manajemen proyek pengembangan: proyek teknologi yang berdampak strategis diklasifikasikan sebagai kategori A. Proyek ini sering kali membutuhkan tenaga ahli dan sumber daya lebih besar untuk diselesaikan tepat waktu.

Optimalkan Analisis ABC dengan Software Inventory Koneksisoftware inventory koneksiMelakukan analisis ABC secara manual berisiko menimbulkan kesalahan klasifikasi dan memperlambat pengambilan keputusan. Hal ini berdampak pada ketidakefisienan distribusi stok dan meningkatnya risiko dead stock. Oleh karena itu, dibutuhkan sistem yang mampu mendukung segmentasi produk secara otomatis dan akurat.

Software Inventory Koneksi hadir untuk menyederhanakan proses klasifikasi barang berdasarkan nilai kontribusinya. Sistem ini membantu mengelompokkan barang menjadi kategori A, B, dan C secara real-time. Maka dari itu, bisnis dapat lebih fokus mengelola produk yang paling berdampak terhadap profit.

Selain itu, fitur-fitur analitik cerdas di dalamnya mempermudah pemantauan stok, rotasi barang, hingga kebutuhan restock secara menyeluruh. Pelaku usaha bisa mengurangi pemborosan dan meningkatkan efisiensi pengelolaan inventaris.

Berikut fitur-fitur unggulan dari Software Inventory Koneksi yang mendukung optimasi Analisis ABC Anda:

  • Multi-Store Stock Request Management: mempercepat proses permintaan stok dari berbagai cabang dalam satu platform yang terpusat. Barang kategori A dapat langsung diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan distribusi utama.
  • Multi-UOM (Unit of Measurement): menghitung stok dengan satuan berbeda menjadi lebih mudah dan akurat. Sangat berguna untuk produk kategori A yang sering diproses dalam ukuran atau kemasan berbeda.
  • Accurate Stock Aging Analysis: memonitor masa simpan stok secara otomatis dan mendetail. Memungkinkan Anda mengelola barang kategori C agar segera terjual sebelum memasuki usia simpan kritis.
  • Inventory Barcode Scanning System: melacak pergerakan barang secara langsung melalui pemindaian barcode dan RFID. Memberikan visibilitas penuh terhadap ketersediaan produk kategori A di gudang.
  • Smart Inventory Grouping: mengelompokkan stok menjadi kategori A, B, dan C secara otomatis berdasarkan data transaksi dan nilai persediaan. Memudahkan perencanaan distribusi dan pengambilan keputusan berbasis data.

Jangan lewatkan kesempatan demo gratis untuk rasakan fitur canggih dan manfaatnya!

Kesimpulan

Analisis ABC berperan penting dalam membantu bisnis menentukan prioritas pengelolaan inventaris. Dengan memfokuskan perhatian pada barang bernilai tinggi, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi dan profit. Tanpa analisis yang tepat, risiko kelebihan stok dan pemborosan sulit dihindari.

Software Inventory Koneksi hadir sebagai solusi untuk menyederhanakan proses klasifikasi ABC secara otomatis. Didukung fitur seperti stock aging analysis, multi-store monitoring, dan konversi satuan, pengelolaan stok jadi lebih akurat dan responsif. Semua proses dapat dijalankan dalam satu platform yang terpusat.

Untuk mendukung pengambilan keputusan, Koneksi juga menyediakan layanan demo gratis. Anda dapat mencoba langsung fitur-fiturnya dan menyesuaikannya dengan kebutuhan bisnis. Ini membantu memastikan implementasi berjalan lebih optimal dan tepat sasaran.

inventory

FAQ tentang Analisis ABC

Metode ABC adalah strategi manajemen inventaris yang membagi barang ke dalam tiga kategori berdasarkan nilai kontribusinya terhadap total inventaris. Kategori A mencakup barang yang paling bernilai meskipun jumlahnya sedikit, kategori B berisi barang dengan nilai menengah, dan kategori C terdiri dari barang bernilai rendah namun jumlahnya besar. Teknik ini membantu bisnis fokus pada pengelolaan item yang paling berdampak terhadap pendapatan dan biaya operasional.

Analisis ABC sangat penting karena memungkinkan perusahaan mengalokasikan sumber daya secara lebih efisien. Dengan memprioritaskan barang kategori A, perusahaan dapat meningkatkan pengawasan, menghindari kekurangan stok, dan mengurangi pemborosan.

Ya, analisis ABC dapat diterapkan di hampir semua sektor bisnis yang memiliki aktivitas pengelolaan inventaris, mulai dari ritel, manufaktur, grosir, hingga industri layanan. Yang terpenting adalah tersedianya data akurat tentang penjualan atau penggunaan barang

Author

Comments are closed.